Langsung ke konten utama

Optimis Dengan Keadaan

“MISKIN”, kata yang akrab  dengan penderitaan dan hinaan. Dalam berbagai cerita atau film orang miskin selalu menjadi objek penderitaan orang-orang kaya. MIskin, Level terendah dalam strata sosial dan ekonomi. Di dunia ini tidak ada yang mau terlahir sebagai orang miskin. Walaupun miskin tidak selalu identik dengan materi dan definisi miskin itu sendiri tak selamanya berujung dengan penderitaan, tapi tiga sampai empat definisi itu selalu mengarah kepada penderitaan.
begitupun dengan kata “KAYA” yang dikenal sebagai orang yang berlimpah kesenangan, banyak uang, kendaraan dan fasilitas yang serba mewah. Keadaan yang sangat bertolak belakang dengan kondisi  orang miskin. Ya, memang kaya itu bukan bagian dari hidup Saya. banyak orang yang mendefinisikan bahwa kekayaan tak selamanya menjanjikan kesenangan dan miskin tak selamanya berujung penderitaan. Banyak orang kaya tapi menderita dan banyak orang miskin tapi senang. Miskin atau kayanya seseorang bukan diukur dari materi tapi keadaan hati. Asumsi tersebut juga tidak bisa disalahkan.

Secara realitas MISKIN memang ukurannya materi, hidup serba susah. tayangan kehidupan orang-orang miskin memang menarik untuk ditonton contonhya JIKA AKU MENJADI. Dari tayangan ini Saya simpulkan bahwa miskin = Orang Susah+menderita+penghasilah sedikit, dan hal yang paling penting adalah orang miskin itu hina dan selalu menjadi bahan ejekan.


Tapi, tahukah anda bahwa MISKIN mempunyai kekuatan yang sungguh sangat besar. Kesuksesan banyak diraih oleh orang-orang yang tadinya miskin. Sebenarnya kekuatan miskin itu bertitik pada perspektif kita terhadap miskin itu. Dijadikan apa miskin dalam kehidupan kita? Orang-orang sukses selalu membawa dan menanam kemiskinan dalam hatinya sebagai motivasi untuk melangkah bukan dijadikan sebagai beban.

So, apa kita harus malu MISKIN dan enggan berusaha? Saya-pun orang miskin tapi Saya ingin mengukir sejarah hidup saya sebagai orang yang berprestasi, Bagaimana dengan anda?
Mari rubah meanset kita dan terus maju

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Budi Kecil

…Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal… Lirik lagu milik Iwan Fals ini sering sekali terimajinasi oleh saya, dari suara vokal dan gitar yang dibawakan oleh Iwan Fals, atau pun dari suara teman-teman saya ketika bernyanyi bersama, dengan seadanya. Mulanya saya kira lagu ini berjudul ‘Anak Sekecil Itu’, maklum saja saya tak pernah mendengarnya melalui versi lengkap yang dinyanyikan Iwan Fals. Ternyata lagu ini berjudul ‘Sore Tugu Pancoran’. Tiap kali mendengar lagu ini, ada satu perasaan yang hadir menyelimuti hati saya, yaitu tragis. Kenapa? Karena lagu ini berkisah tentang anak kecil bernama Budi yang harus bekerja sebagai penjual koran sore di kawasan Pancoran, kalau tidak salah ini di kawasan Jakarta Selatan. Ia melakukannya demi tetap dapat bersekolah dan mengenyam pendidikan untuk menggapai cita-cita. Ironis sekali Iwan Fals me...

Cerita Kelas Empat

Cerita-cerita dari teman sesama pengajar benar-benar membuka mata saya akan apa yang sudah saya lakukan dan kerjakan selama mengajar. Banyak kekurangan di sana sini. Masih belum maksimal di beberapa aspek. Bahkan minim di satu, dua poin pengembangan. Kekurangan tak membuat saya kecewa. Justru saya kembali dengan banyak bahan evaluasi dan perbaikan ke depan. Dalam beberapa sesi diskusi, agaknya saya mesti bersyukur diberi kepercayaan mengajarkan kelas rendah. Buat saya, kelas empat adalah sebuah transisi. Proses perubahan pemikiran anak-anak dari yang sebelumnya belajar materi-materi sederhana ke materi-materi yang jauh lebih serius dan rumit. Jam belajarnya pun bertambah. Banyak teman mengeluhkan anak murid mereka yang belum lancar membaca dan mengingat hurf-huruf bahasa Inggris. Jelas, di kelas saya pun masih ada yang belum bisa membaca dan menghapal huruf-huruf dalam Bahasa Inggris. Tapi saya tak mengejar terlampau jauh ke belakang. Bayangkan di kelas 4 dengan materi s...

SAYA TIDAK SETUJU DENGAN KURIKULUM 2013!

Dari awal saya mendengar dan sampai mengikuti pemberitaan dan kabar tentang Kurikulum 2013 tentang rencana pemerintah menerapkan Kurikulum 2013 mulai tahun 2013/2014 saya sudah kesal sekali. Loh kok kesal? Ya iya lah kesal, mungkin bukan dirasakan saya saja tapi kalangan praktisi pendidikan bahkan orang tua murid yang tak menyetujui rencana ini. Kurikulum 2013 ini rencananya akan memangkas jumlah mata pelajaran di sekolah sehingga menjadi lebih sedikit, yaitu tingkat SD dari 10 mata pelajaran (mapel) dipangkas menjadi 6 mapel. Mapel yang ditiadakan antara lain : IPA, IPS, Bahasa Inggris, Teknologi Informatika dan Komputer (TIK). Padahal pelajaran ini begitu penting di era kini malah ditiadakan. IPA misalnya yang dihilangkan. Duh jangan mentang-mentang anak Indonesia lumayan banyak berprestasi di Olimpiade Sains tingkat Internasional, maka pelajaran ini dianggap gampang. Mereka itu Cuma sedikit jumlahnya dibandingkan anak-anak yang kurang paham sains. Ini tentu bertentangan dengan sema...