Bingung saya mau menulis apa malam ini tentang pernikahan yang tadi siang baru saja saya hadiri yaitu pernikahan sahabat saya Ale & Hendri. Pengen nulis ini itu tentang pernikahan mereka cuma saya belum menikah,hehehe... Harusnya saya menulis ini ketika sudah memiliki pengalaman dalam dunia yang penuh dinamika ini. Masih terbayang betapa bahagianya mereka ketika tadi siang saya lihat mereka duduk di pelaminan, benar-benar sangat ingin menyaksikan lebih lama pesta pernikahan mereka tadi. Apalagi bisa denger cerita yang lebih banyak tentang asmara mereka hingga akhirnya cukup membuat mereka mengukuhkan hati ke jenjang rumah tangga.
Ditulisan ini saya ingin mengirimkan beberapa kata untuk sahabat saya tersebut, Ale. Bismillah, saya mulai menulisnya. Mudah-mudahan tulisan ini mengingatkan saya seperti apa yang saya tulis. Bukan maksud untuk mengajari yang sudah menikah, tapi paling tidak tulisan ini menjadi perenungan buat saya sendiri. Amin.
Ketika Ale mengabari saya akan niatnya mengakhiri masa lajang, gembira rasanya. Finally, Ale benar-benar menemukan soulmatenya. Setelah sekian lama mencari. Melelahkan mungkin ya, Al:). Perjuangan panjang untuk menemukan orang yang tepat untuk menjadi teman hidup. Kata orang bijak, mencintai orang itu mudah tapi mencari orang yang tepat untuk dicintai itu sulit.
Saya jadi ingat puisi yang terdapat dalam kumpulan 7 penyair dari kota serang yang berjudul PELABUHAN karya Tias Tatanka;
Kenapa tak pernah kau tambatkan.
perahumu di satu dermaga?
Padahal kulihat, bukan hanya satu.
pelabuhan tenang yang mau menerima.
kehadiran kapalmu!
Kalau dulu memang pernah ada.
satu pelabuhan kecil, yang kemudian.
harus kau lupakan,
mengapa tak kau cari pelabuhan lain,
yang akan memberikan rasa damai yang lebih?
Seandainya kau mau,
buka tirai di sanubarimu, dan kau akan tahu,
pelabuhan mana yang ingin kau singgahi untuk selamanya,
hingga pelabuhan itu jadi rumahmu,
rumah dan pelabuhan hatimu.
Tak ada yang saya lakukan kecuali mengirim Ale doa, semoga diberikan kebahagian yang tak pernah pupus.
Menikah itu proses saling membahagiakan dan berlangsung seumur hidup. Menikah itu bukan untuk punya anak. Salahkah jika menikah untuk punya anak? Tidak tapi niat untuk memakmurkan buminya jauh lebih baik daripada sekedar untuk punya anak. Karena itu perbaharuilah niat menikah. Kelak tujuan menikah itu benar-benar tercapai.
Saya percaya bahwa pernikahan kalian bukanlah pernikahan yang dimulai oleh letupan cinta yang sesaat tapi lebih daripada itu. Pernikahan yang memulai dengan komitmen. Dua tahun usia pernikahan berjalan, rasa cinta yang ada akan memudar. Itu kata banyak orang. Tapi komitmen dan tanggung jawab akan kekang sepanjang masa. Mengapa karena menikah bukan hanya untuk menyalurkan nafsu biolgis semata tapi lebih dari itu; SALING MEMBAHAGIAKAN. Itu inti dari sebuah pernikahan. Saya juga ingin sekali lagi menyampaikan rasa suka cita saya atas pernikahan Ale dan Hendri.

Selamat untuk Ale dan Hendri
Semoga menjadi pasangan yang sejati sampe maut memisahkan.
Semoga dikaruniai keturunan yang soleh juga soleha.
Semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan warohmah.
Ammiiin…. :)
Ditulisan ini saya ingin mengirimkan beberapa kata untuk sahabat saya tersebut, Ale. Bismillah, saya mulai menulisnya. Mudah-mudahan tulisan ini mengingatkan saya seperti apa yang saya tulis. Bukan maksud untuk mengajari yang sudah menikah, tapi paling tidak tulisan ini menjadi perenungan buat saya sendiri. Amin.
Ketika Ale mengabari saya akan niatnya mengakhiri masa lajang, gembira rasanya. Finally, Ale benar-benar menemukan soulmatenya. Setelah sekian lama mencari. Melelahkan mungkin ya, Al:). Perjuangan panjang untuk menemukan orang yang tepat untuk menjadi teman hidup. Kata orang bijak, mencintai orang itu mudah tapi mencari orang yang tepat untuk dicintai itu sulit.
Saya jadi ingat puisi yang terdapat dalam kumpulan 7 penyair dari kota serang yang berjudul PELABUHAN karya Tias Tatanka;
Kenapa tak pernah kau tambatkan.
perahumu di satu dermaga?
Padahal kulihat, bukan hanya satu.
pelabuhan tenang yang mau menerima.
kehadiran kapalmu!
Kalau dulu memang pernah ada.
satu pelabuhan kecil, yang kemudian.
harus kau lupakan,
mengapa tak kau cari pelabuhan lain,
yang akan memberikan rasa damai yang lebih?
Seandainya kau mau,
buka tirai di sanubarimu, dan kau akan tahu,
pelabuhan mana yang ingin kau singgahi untuk selamanya,
hingga pelabuhan itu jadi rumahmu,
rumah dan pelabuhan hatimu.
Tak ada yang saya lakukan kecuali mengirim Ale doa, semoga diberikan kebahagian yang tak pernah pupus.
Menikah itu proses saling membahagiakan dan berlangsung seumur hidup. Menikah itu bukan untuk punya anak. Salahkah jika menikah untuk punya anak? Tidak tapi niat untuk memakmurkan buminya jauh lebih baik daripada sekedar untuk punya anak. Karena itu perbaharuilah niat menikah. Kelak tujuan menikah itu benar-benar tercapai.
Saya percaya bahwa pernikahan kalian bukanlah pernikahan yang dimulai oleh letupan cinta yang sesaat tapi lebih daripada itu. Pernikahan yang memulai dengan komitmen. Dua tahun usia pernikahan berjalan, rasa cinta yang ada akan memudar. Itu kata banyak orang. Tapi komitmen dan tanggung jawab akan kekang sepanjang masa. Mengapa karena menikah bukan hanya untuk menyalurkan nafsu biolgis semata tapi lebih dari itu; SALING MEMBAHAGIAKAN. Itu inti dari sebuah pernikahan. Saya juga ingin sekali lagi menyampaikan rasa suka cita saya atas pernikahan Ale dan Hendri.
Selamat untuk Ale dan Hendri
Semoga menjadi pasangan yang sejati sampe maut memisahkan.
Semoga dikaruniai keturunan yang soleh juga soleha.
Semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan warohmah.
Ammiiin…. :)
Komentar
Posting Komentar