Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Indonesia

Indonesia itu ga jelek. Tapi emang ga sesempurna yang ceritakan ke kita   di buku pelajaran. Turis yang datang ke Indonesia pasti bilang, Indonesia is rich country but POORLY MANAGE. Saya begitu setuju dengan penggalan kata tersebut. Sebenarnya kita itu tidak mau turun tangan untuk ngeberesin Indonesia. Pemerintah aja yang kita suruh. Karena kita pikir itu kerjaan mereka. Padahal itu tanggung jawab kita juga. Indonesia itu ga sempurna tapi layak diperjuangkan. Kita ga tau rencana kita ke depan apa, tapi yang jelas lu dan gue yang bangun Indonesia pake tangan kita sendiri, kita yang memakmurkan negeri kita yang menjadikan negeri kita mandiri. 

Kisah -Kasih di Sekolah

Ngomongin kisah – kasih di sekolah, biasanya tuh identik dengan pacaran. Gue ini paling ga suka sama orang pacaran zaman sekarang. Pacaran zaman sekarang itu lebay. Apa-apa minta di selametin; mau makan minta di selametin, mau tidur minta di selametin, lama-lama abis tuh duitnya buat selametan. Pacaran di sekolah itu banyak banget efeknya, apalagi pacaran satu kelas. Cowok yang ga pinter jadi sok-sok-an pinter, yang tadinya duduk di paling belakang ngedadak bangkunya pindah ke depan, bangkunya doang yang pindah. Orangnya ga. Sekolah menengah atas. SMA tuh enak sekolahnya, kalo pacaran bisa numpang pacaran di lab, kaya di tipi-tipi gitu ya. Pacarannya berdua di lab, pacarannya ngapain? Ngeracik ramuan. Ramuan anti selingkuh. Pas selingkuh meledak. Jadi entar yang abis selingkuh itu ketahuan dari hidungnya keluar asep, dari telinganya keluar asep. Ternyata selingkuhnya sama tukang sate. Ada namanya STM, di STM itu ga ada lab kimia, adanya bengkel. Jadi yang pacaran itu ga bisa p

The One Who Won My Heart

Sampai hari ini aku tetap tak bisa melupakan kebersamaan bersama kalian. Pikiran masih melayang tertinggal di hari kemarin bahkan di tiga tahun yang lalu. Ada rasa bahagia yang membuncah di hati ini melihat kalian begitu sehat dan bahagia. Serangkaian nada suara masih terdengar begitu jelas seakan masih berada dekat dengan kalian seperti kemarin. Begitu terasa kebersamaan itu, agaknya memang sudah cukup lama tak pernah bertemu dan merasakannya. Kadang bertanya kenapa aku begitu sering merindukan bersama kalian? Begitu mendengar kabar terbaru tentang salah satu dari kalian saja, aku akan langsung bernostalga menuju romantisme tiga tahun lalu ketika masih setiap hari bisa bertemu dengan kalian. Hei, Terima kasih telah memperkenalkanku pada kebahagiaan yang begitu sederhana. Yang bisa dinikmati hanya dengan lihat senyuman kalian, bisa becanda bersama kalian, dan bisa melihat kalian begitu sehat dan bahagia. Semua yang mampu kulakukan di tengah puncak bahagia bisa be

Bullying

Michael Jackson, salah satu tokoh   yang semasa kecilnya penuh dengan bullying dari orang tuanya. Kalau kita dengar suara Michael Jackson   di lagu Heal The World, itu suara hati dia sebagai seorang michael jackson bukan sebagai seorang superstar, bukan king of pop. Perhatikan suaranya baik-baik, itu adalah suara tangisan batin hatinya –baca : rintihannya-. Dia begitu bergetar ketika menyanyikannya.  Kalau kita perhatikan, Michael Jackson itu memang seolah-olah tampak luar dia hidupnya penuh dengan kemewahan, popularitas, sanjungan, pujian dan sebagainya. Tapi tampak dalamnya sangat rapuh, sampai di titik detik terakhir azalnya.  Kemudian apa yang kita ketahui dari   masa kehidupan Michael Jackson ini adalah orang tuanya   benar-benar memaksakan Michael Jackson itu menjadi seorang superstar walaupun belum tentu itu kemauan dari batinnya, dari dalam dirinya. Bahkan orang tua Michael Jackson -dalam sejarah- memukulnya memakai sabuk dari bahan kulit ketika Michael Jackson

Proyek Menggambar Tong Sampah

Kebersihan bagi orang Jepang adalah hal yang penting. Di sekolah, setiap hari murid-murid bekerja bakti untuk membersihkan kelas. Orang Amerika memandang aneh murid-murid sekolah di Jepang. Murid-murid sekolah di Jepang (di Indonesia juga), Setiap hari  mereka bekerja bakti untuk membersihkan kelas, menggeser meja dan kursi ke sudut kelas, menyapunya, kemudian berjongkok mengepel lantai dengan kain pel. Mereka juga membersihkan papan tulis dan jendela. Ini merupah hal aneh di Amerika. Pendapatnya, "Anak-anak disuruh ke sekolah bukan untuk bersih-bersih", "Kalau ada waktu lebih, sebaiknya untuk belajar", "Sekolah adalah tempat belajar", "Apakah mau mengambil kerjaan tukang bersih-bersih?", dan banyak lagi komentar orang Amerika. Padahal kerja bakti di Jepang atau bahkan di Indonesia bukan saja untuk mengajarkan mengenai pentingnya bersih-bersih, tapi juga mengajarkan anak-anak mengenai disiplin dan peraturan. Anak-anak Jepang belajar

Dalam Masyarakat Jepang, yang Bertanggung Jawab adalah Kelompok atau Organisasi, Bukan Hanya Individu

Semenjak Timnas sepak bola Jepang bisa menembus perempat final Piala Dunia 2002, saya begitu menyukai sesuatu hal yang berbau Jepang, apapun itu. Dan sekarang saya sedang menuntaskan bacaan (buku) saya sekarang  “Mengenal Jepang” karya Yusuke Shindo. Dan judul tulisan ini saya kutip dari buku tersebut. Saya ingin berbagi sedikit isi dari buku ini tentang tanggung jawab dalam masyarakat Jepang. Ini Terjadi pada bulan Maret 2014 di Jepang. Seorang polisi setelah pulang kerja mampir ke sebuah supermarket. Di dalam supermarklet, ia mengambil tomat, jeruk, dan beberapa bahan pangan liannya senilai 2.200 yen (sekitar Rp. 200.000) dan memasukkannya ke dalam tasnya. Kemudian, tanpa membayar polisi itu keluar meninggalkan supermarket dan akhirnya ditangkap oleh satpam. Kepolisian menerima laporan dari supermarket dan menangkap rekan kepolisian tersebut. Pada umumnya kepolisian di Jepang sangat dipercaya dan diandalkan oleh masyarakat umum. Tetapi, terkadang terjadi kesalah

I LOVE YOU

Suatu hari sepulang sekolah ketika kami masih duduk di sekolah dasar, Anne, adik perempuanku satu-satunya, berlari-lari menghampiriku. "Kak, aku mau ke perpustakaan kota, tapi aku nggak punya kartu anggotanya." Aku yang tahu betul si kecil Anne-ku tak terlalu suka membaca buku, heran. "Kamu mau pinjam buku apa? Kenapa nggak pinjam buku di perpustakaan sekolah saja?" Anne menggeleng. Tangannya memilin-milin ujung rok dengan gelisah. "Umm, di perpustakaan sekolah bukunya nggak ada sih, Kak." "Buku apa sih? Kakak punya kartunya kok. Ayo Kakak antar," ujarku. Dan kami berdua pun berjalan kaki menuju perpustakaan kota yang tak jauh letaknya dari rumah dan sekolah kami waktu itu. Sesampainya di depan perpustakaan kota, Anne langsung menghambur menuju ke rak-rak berisi buku-buku yang sangat besar. Aku menunggunya sambil membaca majalah. Ia kembali dengan menggotong buku sangat tebal berjudul "Bahasa Isyarat Untuk Pemula". "Ad

TIGA TAHUN LALU.............

Kami berbaris paling belakang diantara semua murid-murid. mendengarkan amanat kultum (Kuliah Tujuh Menit) dari guru yang berdiri di depan sekolah menghadap ke barisan. Perlahan kultum itu pun mengikuti jeda akhir. Biasanya setelah kultum di hari jumat pagi, aktifitas berlanjut dengan Kegiatan Belajar Mengajar. Tapi hari itu tidak. Selesai kultum, Sekolah memberikan waktu special  untuk kami. Ya,  untuk kami. Waktu luang untuk mengucapkan perpisahan dengan murid-murid kami. Masih ingat betul betapa setiap detik di pagi itu saya ingat. Ketika kami dipersilahkan untuk maju ke depan memberikan sambutan perpisahan, siswa yang berdiri di depan kami langsung memberikan jalan. Dengan sambutan tepuk tangan yang riuh betapa merinding dan terharunya saya melihat dan merasakan suasana pagi itu. Terlihat 3 siswi yang menjadi petugas kultum pagi itu sudah mulai menampakkan raut wajah sedih mereka ketika kami mulai menghampiri barisan depan. Posisi kami sudah di depan. Ucapan kata per