Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2011

Bercita-cita Menjadi Guru

Mengajar adalah menginspirasi. Memberi ilmu, mendidik dengan hati  -Faisal Effendi, Pengajar Muda 1- Dan saya pinjem kata-kata pak Anies Baswedan “Mengajar adalah tugas setiap orang terdidik.” Saya setuju kalo mengajar itu bukan hanya tugas seorang guru tapi wajib hukumnya setiap orang terdidik untuk mendidik. Termasuk mendidik anak-anak agar terus semangat mengejar cita-cita mereka. Mata pencaharian di kampung saya adalah petani, pedagang, dan ada beberapa pekerjaan lainnya juga termasuk bidan, tentara (TNI) dan guru tapi mungkin hanya beberapa orang saja. Tak heran kalo anda bermain ke kampong saya terus bertanya pada anak-anak tentang cita-cita mereka pasti mereka akan menjawab petani, pedagang, bidan, tentara dan guru. Kalo di kalkulasikan dari cita-cita itu anak perempuan akan menjawab bidan dan anak laki-laki akan menjawab tentara dan pemain sepak bola. Mereka belum tau pekerjaan apa itu fotograper, mereka belum tau pekerjaan apa itu wartawan, mereka belum tau p

Si Budi Kecil

…Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal… Lirik lagu milik Iwan Fals ini sering sekali terimajinasi oleh saya, dari suara vokal dan gitar yang dibawakan oleh Iwan Fals, atau pun dari suara teman-teman saya ketika bernyanyi bersama, dengan seadanya. Mulanya saya kira lagu ini berjudul ‘Anak Sekecil Itu’, maklum saja saya tak pernah mendengarnya melalui versi lengkap yang dinyanyikan Iwan Fals. Ternyata lagu ini berjudul ‘Sore Tugu Pancoran’. Tiap kali mendengar lagu ini, ada satu perasaan yang hadir menyelimuti hati saya, yaitu tragis. Kenapa? Karena lagu ini berkisah tentang anak kecil bernama Budi yang harus bekerja sebagai penjual koran sore di kawasan Pancoran, kalau tidak salah ini di kawasan Jakarta Selatan. Ia melakukannya demi tetap dapat bersekolah dan mengenyam pendidikan untuk menggapai cita-cita. Ironis sekali Iwan Fals me

Kebenaran Cuma Jadi Barang Opini

Menikmati pagi mendung ini saya mendengar lagunya Slank di album Generasi Biru – Indonesiakan Una – , saya sempat menamatkan sedikit liriknya yang mengatakan “ Kebenaran cuma jadi barang opini ” dan sangat mengganjal di kepala ini. Saya sih bukan pemikir atau pakar politik atau bahkan pakar kebenaran… ga, saya bukan. Tapi melihat, mendengar dan merasa, tidak harus menjadi Pemikir, Pakar atau apalah untuk tahu bahwa Negara Indonesia kita yang semakin dijejali dengan pemimpin yang kurang peduli dengan kebenaran, keadilan bahkan kurang peduli rakyatnya. Yang mereka pentingkan adalah kepentingan mereka dan golongannya . Dari Presiden (maaf pak!), Anggota DPR (walau ga semua tapi sebagian besar), Para Menteri sampai para penegak hukum seperti Kepolisian, Kejaksaan dan lainnya sangat ketara ketidak peduliannya. Carut marut keadilan di Indonesia sangat mengakar dan sangat perlu akan ketegasan dari pimpinan tertinggi kita untuk mencabutnya, kalau bukan beliau siapa lagi?. Dari jamannya