Menikmati pagi mendung ini saya mendengar lagunya Slank di album Generasi Biru – Indonesiakan Una – , saya sempat menamatkan sedikit liriknya yang mengatakan “Kebenaran cuma jadi barang opini” dan sangat mengganjal di kepala ini. Saya sih bukan pemikir atau pakar politik atau bahkan pakar kebenaran… ga, saya bukan. Tapi melihat, mendengar dan merasa, tidak harus menjadi Pemikir, Pakar atau apalah untuk tahu bahwa Negara Indonesia kita yang semakin dijejali dengan pemimpin yang kurang peduli dengan kebenaran, keadilan bahkan kurang peduli rakyatnya. Yang mereka pentingkan adalah kepentingan mereka dan golongannya.
Dari Presiden (maaf pak!), Anggota DPR (walau ga semua tapi sebagian besar), Para Menteri sampai para penegak hukum seperti Kepolisian, Kejaksaan dan lainnya sangat ketara ketidak peduliannya. Carut marut keadilan di Indonesia sangat mengakar dan sangat perlu akan ketegasan dari pimpinan tertinggi kita untuk mencabutnya, kalau bukan beliau siapa lagi?. Dari jamannya Century yang hingga sekarang ga terurus sampai ulah Gayus yang “membantu” orang kaya guna memanipulasi pajaknya. Kebijakan-kebijakan Pemerintah pun demikian dan salah satunya yang akan dijalankan adalah program pembatasan premium bagi orang kaya. Kalau kita bicarakan sedikit tentang pembatasan subsidi premium, apakah sudah benar kebijakan ini? atau kalau memang sudah benar, siapkah menerapkannya dengan aturan yang masih membingungkan masyarakat? banyak pertanyaan tapi ga akan terjawab dalam waktu dekat. Kita lihat saja nanti. :)
Itu masih tentang bensin, belum lagi tentang Kepolisian yang punya nilai negatif di mata rakyat, Kejaksaan yang punya citra jelek akibat ulah Jaksa kotor penerima suap dan masih banyak lagi. Kapankah keadilan berpihak kepada yang benar? yang bukan hanya berpihak kepada si kaya yang mudah membelinya. Kapankah kebenaran dan keadilan benar-benar terjadi? yang bukan hanya Opini dari sebuah acara siaran televisi atau perbincangan di forum-forum baik online maupun tidak.
Sebenarnya kita rakyat Indonesia butuh kepastian, tapi kepada siapa menagihnya? kepada wakil kita di DPR yang telah kita pilih? kayaknya sangat mustahil. Kepada Presiden Negara Republik Indonesia yang memiliki pemilih dominan? sangat sulit walaupun mungkin. Apakah hanya kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa saja kita akan berharap? ya, ini harus dan Tuhan pasti bisa. Masih ingat dengan ayat Allah : “SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK AKAN MEROBAH NASIB SUATU KAUM SEHINGGA MEREKA MEROBAH KEADAAN YANG ADA PADA DIRI MEREKA SENDIRI“.
Saya masih ingat kalimat bang Dika (Rahmat Danu Andika – Pengajar Muda) dalam buku Indonesia Mengajar, seperti ini kalimatnya “ Republik ini punya pekerjaan rumah yang besar. Permasalahannya sangat kompleks di semua lini. Jelas, butuh usaha kolektif Republik ini untuk bisa membereskan permasalahan. Pemerintah pasti akan kewalahan jika harus mengerjakan semuanya sendirian, apalagi jika kita semua hanya sibuk menyalahkan pemerintah atas keadaan yang terjadi.”
Permasalahn-permasalahan Republik menjadi tantangan kita ke depan yang mungkin sedikit melelahkan tetapi perubahan itu harus ada… Mari teman-teman kita bersama-sama berjuang untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Semangaaaatttttt!!!!!!!!!
Komentar
Posting Komentar