Langsung ke konten utama

Memulai Efisiensi Energi

Manusia tidak dapat hidup tanpa energi, sayangnya energi yabg berlimpah membuat kita lupa untuk memeliharanya, hal ini sangat mengkhawatirkan. Menurut Rene Suardono (Public Speaker), "Kita udah nggak bisa nunggu lagi. We don't have the luxury time. Kita sudah melihat dengan menggunakan argumen apapun bahwa kalau kita masih terus berkeyakinan keadaan akan tetap sama sehubungan dengan energi, kita akan ketinggalan di semua hal." Bahwa kita terlena dengan energi yang berlimpah terlihat dari cara kita menggunakan energi.

Sedikit dari kita yang pernah memikirkan darimana datangnya energi. Kita cenderung berpikir bahwa ketersediaan energi sangatlah banyak dan bisa dimanfaatkan kapan saja. "Kita punya kecenderungan untuk menggunakan energi tidak dengan pemikiran panjang. Sekenanya saja." --Rene Suhardono-- Perilaku boros energi salah satunya oleh adanya mitos yabg salah soal ketersediaan energi. Banyak orang berpikir bahwa energi itu abadi, akan selalu ada kapanpun kita butuhkan karena itu perilaku manusia pun mencerminkan hal ini, misalnya : keluar rumah tanpa mematikan lampu, membiarkan AC menyala saat tidak digunakan, satu orang mobil untuk menuju tempat yang sama, dan buka tutup pintu kulkas tanpa alasan yang jelas.

Fakta bahwa pemerintah Indonesia masih melakukan subsidi energi tidak membuat keadaan ini lebih baik. Padahal, dengan uang yang sama sektor lain bisa ditingkatkan, seperti ; untuk pendidikan, untuk meningkatkan kualitas guru, untuk mengurangi kemiskinan, membantu desa tertinggal dan mengedepankan ilmu pengetahuan. Lalu, bagaimana mengubah keviasaan ini? Menurut Rene Suhardono (lagi), "Kebiasaan dibentuk dari rangkaian aktivitas yang di latar belakangi oleh belief system untuk mengubahnya, kita perlu mengubah cara berpikir dan cara pandang atau belief system."
Kita menjalankan sesuatu karena sudah terbiasa tanpa pernah mempertanyakannya. Ada tiga hal yang perlu kita sadari sebelum mengubah kebiasaan, dalam hal ini mengubah perilaku menjadi hemat energi. Yang pertama, temukan maknanya yang relevan dngan kehidupan kita, bila kita suka travelling maka rencanakanlah bawa uang asil hemat energi akan digunakan untuk berjalan-jalan.

Maka, kita akan sadar bahwa kita melakukan sesuatu dengan tujuan. Kedua,tetapkan periodenya, tentukan kapan kita akan memulainya. Ketiga, tentukan aturan maennya, misalnya: berjanjilah untuk selalu mematikan lampu setiap saat keluar ruangan selama 21 hari. Maka, menurut penelitian kita akan berkomitmen untuk melakukan hal yang sama selama satu tahun. Ulangi langkah ini di tahun berikutnya. Selamat mencoba.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sedikit sejarah Viking-The Jak

oke, sekarang lagi pengen cerita sedikit ttg perseteruan paling heboh di zaman Indonesia modern antara viking-the jak. cerita ini diambil dari beberapa sisi yaitu : 1. pentolan viking tahun 1990an 2. Ayi beutik, panglima viking 3. Ketua the jak ke-3 entah siapa namanya 4. cerita langsung org2 yg hadir di kejadian jadi insyaalloh ga bakal lebay tapi sebelumnya, meskipun udah coba mencakup beberapa pandangan orang, mohon maaf kalau ceritanya masih pro ke viking *da kumaha2 ge aing mah viking, bakal dukung persib terus, dek damai hayu, perang ge jalan*  tapi ulah ateuh ai sampe ka perang mah,heheheehe.... so here's the story... maaf ya, buat org2 jakarta, meskipun dari zaman perserikatan udah saingan terus, cuman militansi suporter waktu itu persib emzng udah dahsyat. Beda sama pendukung persija apalagi waktu liga Indonesia mulai dengan ngegabungin tim2 perserikatan-galatama. Waktu itu pendukung persija belum ada, yg ada pendukung pelita jaya, termasuk Ferr...

LEBAM

Semakin nyaman berada dalam satu lingkungan, semakin enggan untuk beranjak darinya. Rasa dan jiwa menjadi lebam. Nyali berubah ciut dan kecut. Memang gila meninggalkan kenyamanan. Namun lebih gila menerus diam, tapi mengharapkan terjadi sesuatu perubahan.

Stop Mengeluh, Lakukan Perubahan!

Stop mengeluh dan mulai lakukan perubahan - sekecil apapun itu - untuk Indonesia yang lebih baik Banyak dari kita yang sering mengeluh mengenai berbagai permasalahan yang terjadi di Indonesia dan mempengaruhi hidup kita sehari-hari. MACET. BANJIR. KEMISKINAN. KEJAHATAN. KORUPSI dan masih banyak lagi. Twitter dan Facebook jadi sasaran tempat kita mengeluh dan bahkan memaki. Tapi, sudahkah kita bertanya pada diri sendiri perubahan apa yang telah kita lakukan, sekecil apapun, untuk menjadikan negeri ini lebih baik? Perubahan besar dapat dimulai dengan hal yang sederhana. Perubahan besar itu dapat terjadi jika ada perubahan-perubahan kecil - DIMULAI DARI DIRIMU.