Langsung ke konten utama

Naskah Pidato Dadakan

Malam ini benar-benar harus ngumpulin inspirasi untuk membuat naskah pidato anak kelas 5 untuk esok hari yang di tugaskan salah satu guru kepada saya untuk persiapan lomba MAPEL se-Kecamatan. Sebenarnya saya bingung membuat naskah pidato untuk anak-anak karena kalimat-kalimat yang sederhana ini yang susah disatuin menjadi sebuah karangan yang akan disampaikan dalam mimbar apalagi ini sebuah perlombaan.ok, saya mencoba untuk ini. Dari mulai tema saya udah mentok mau milih tema tentang apa...

hmmmm.... dengan kebingungan yang saya hadapi, saya mencoba membuka facebook dengan harapan ada teman yang bisa membantu saya membuat tema yang akan di jadikan naskah karangan pidato.
setelah lama saya mencari ide-ide yang tetap saja mentok, akhirnya saya nyoba buat share ke salah satu orang terdekat saya yang kebetulan malam ini dia OL. " mang, saya sedang bingung mencari tema untuk pidato anak nih?" tanya saya. " coba aza kamu buat tema tentang kebersihan kelas" jawab dia. speechless, saya langsung tertuju dengan permaslahan global ( Global Warming ) tentang lingkungan yang terjadi sekarang sambil mendengarkan lagu Michael Jackson yang Heal The World.

ok, saya akan coba share ke teman-teman tentang naskah pidato dadakan ini,hehehehe...




Assalamualaikum Wr.Wb
Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua. Pertama-tama, Marilah kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena hanya atas perkenanNya, Kita semua dapat hadir pada pagi hari ini. Terima kasih tidak lupa Saya ucapkan kepada ibu dan bapak guru serta teman-teman yang telah memberikan Saya kesempatan berpidato diruang yang megah ini.
Pada kesempatan kali ini, Saya akan membahas pidato tentang keinginan masa depan bagi diri saya dan juga teman-teman saya.
Kehilangan masa depan tidaklah sama seperti kalah dalam pemilihan umum. Saya berada disini untuk berbicara bagi semua generasi yg akan datang. Saya berada disini mewakili anak-anak yg kelaparan di seluruh dunia yang tangisannya tidak lagi terdengar. Saya berada disini untuk berbicara bagi binatang-binatang yang sekarat yang tidak terhitung jumlahnya diseluruh planet ini karena kehilangan habitatnya.
Saya merasa takut untuk berada dibawah sinar matahari karena berlubangnya lapisan OZON. Saya merasa takut untuk bernafas karena saya tidak tahu ada bahan kimia apa yg dibawa oleh udara. Saya sering memancing bersama ayah saya hingga beberapa tahun yang lalu kami menemukan bahwa ikan-ikannya penuh dengan kanker.
Dan sekarang kami mendengar bahwa binatang-binatang dan tumbuhan satu persatu mengalami kepunahan tiap harinya - hilang selamanya. Dalam hidup saya, saya memiliki mimpi untuk melihat kumpulan besar binatang-binatang liar, hutan rimba dan hutan tropis yang penuh dengan burung dan kupu-kupu. Tetapi sekarang saya tidak tahu apakah hal-hal tersebut bahkan masih ada untuk dilihat oleh anak saya nantinya.
Apakah ibu dan bapak guru sekalian harus khawatir terhadap masalah-masalah kecil ini ketika ibu dan bapak guru sekalian masih berusia sama serperti saya sekarang? Semua ini terjadi di hadapan kita dan walaupun begitu kita masih tetap bersikap bagaikan kita masih memiliki banyak waktu dan semua pemecahannya. Saya hanyalah seorang anak kecil dan saya tidak memiliki semua pemecahannya. Tetapi saya ingin anda sekalian menyadari bahwa ibu dan bapak guru sekalian juga sama seperti saya! Ibu dan bapak guru tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki lubang pada lapisan ozon kita.
Saya hanyalah seorang anak kecil namun begitu saya tahu bahwa kita semua menghadapi permasalahan yang sama dan kita seharusnya bersatu untuk tujuan yang sama. Walaupun marah, namun saya tidak buta, dan walaupun takut, saya tidak ragu untuk memberitahukan dunia apa yang saya rasakan.
Di negara kita, kita sangat banyak melakukan penyia-nyiaan. Kita membeli sesuatu dan kemudian membuang nya, beli dan kemudian buang. Walaupun begitu tetap saja kita tidak akan mau berbagi dengan mereka yang memerlukan. Bahkan ketika kita memiliki lebih dari cukup, kita merasa takut untuk kehilangan sebagian kekayaan kita, kita takut untuk berbagi.
Kita orang-orang yang memiliki kehidupan yang nyaman, dengan sandang, pangan dan papan yang berkecukupan. Kita  memiliki jam tangan, sepeda dan televisi. Beberapa  hari yang lalu di televisi, saya terkejut ketika saya melihat berita tentang anak-anak di Flores  menghabiskan waktunya hidup di jalanan, sedih sekali mereka dengan keadaan disana. Dalam khyalan saya, mungkin mereka berharap mereka kaya, dan jika mereka kaya, mereka akan memberikan anak-anak jalanan makanan, pakaian dan obat-obatan, tempat tinggal, cinta dan kasih sayang . saya sangat ingin sekali berbagi dengan mereka anak-anak yang tinggal di jalanan.
Saya tidak dapat berhenti memikirkan anak-anak tersebut yang berusia sama dengan saya, bahwa tempat kelahiran kita dapat membuat perbedaan yang begitu besar, bahwa saya bisa saja menjadi salah satu dari anak-anak yang hidup di jalanan di Flores;  saya bisa saja menjadi anak yang kelaparan seperti di Flores dan di Afrika.
Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa jika semua uang yang dihabiskan untuk perang dan di korupsi dipakai untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan alam, betapa indah jadinya dunia ini.
Terkait dengan itu semua sebagai masyarakat dunia, kita harus berpartisipasi atau ikut serta dalam dalam menghadapi permaslahan global. Kita bersama-sama sadar bahwa betapa pentingnya lingkunagan dan isinya di sekitar kita. Semoga kita bisa menjaga bumi dan isinya untuk hidup kita yang lebih baik.
Sekian pidato dari saya, kurang lebihnya saya mohon maaf.
Wassalamua’alaikum Wr Wb.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Budi Kecil

…Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal… Lirik lagu milik Iwan Fals ini sering sekali terimajinasi oleh saya, dari suara vokal dan gitar yang dibawakan oleh Iwan Fals, atau pun dari suara teman-teman saya ketika bernyanyi bersama, dengan seadanya. Mulanya saya kira lagu ini berjudul ‘Anak Sekecil Itu’, maklum saja saya tak pernah mendengarnya melalui versi lengkap yang dinyanyikan Iwan Fals. Ternyata lagu ini berjudul ‘Sore Tugu Pancoran’. Tiap kali mendengar lagu ini, ada satu perasaan yang hadir menyelimuti hati saya, yaitu tragis. Kenapa? Karena lagu ini berkisah tentang anak kecil bernama Budi yang harus bekerja sebagai penjual koran sore di kawasan Pancoran, kalau tidak salah ini di kawasan Jakarta Selatan. Ia melakukannya demi tetap dapat bersekolah dan mengenyam pendidikan untuk menggapai cita-cita. Ironis sekali Iwan Fals me...

Pesan Untuk Nonoman Sunda

Nonoman Sunda! Pasundan teh lemah cai aranjeun! Aranjeun nu boga kawajiban ngabdi ka lemah cai, tapi gigireun ieu kawajiban anjeun ngabogaan hak pikeun hirup di tanah sorangan. Nonoman Sunda! Upama anjeun teu wekel ngasah awak, teu pemohalan, Nonoman Sunda di lemah caina teu kabagean alas, kapaksa kudu nyamos lantaran kalindih ku golongan sejen. Ku saba eta para Nonoman sunda, geuwat berunta, geuwat kukumpul tanaga jeung pakarang, nu diwangun ku kaweruh pangpangna adat tabeat nanu kuat, nyaeta: kawekelan, kadaek, kakeyeng, karep jeung kawanen. Geura rasakeun, pisakumahaeun teuing pinalang saeunana upama Nonoman Sunda ngan kabagean harkat kuli jeung jongos, paling negtog jadi jurutulis, cindekna ngan kabagean pangkat laladen, tur di bali ngeusan ngajadi sorangan. Aduh tobat, dugikeun ka kedah kitu mah, sing jauh ti tanah sunda, ka ditu ka sabrang. (Oto Iskandar Di Nata) Resapilah tulisan Oto Iskandar Di Nata dari tahun 1938. Beliau sangat sayang kalian, jau...

Cerita Kelas Empat

Cerita-cerita dari teman sesama pengajar benar-benar membuka mata saya akan apa yang sudah saya lakukan dan kerjakan selama mengajar. Banyak kekurangan di sana sini. Masih belum maksimal di beberapa aspek. Bahkan minim di satu, dua poin pengembangan. Kekurangan tak membuat saya kecewa. Justru saya kembali dengan banyak bahan evaluasi dan perbaikan ke depan. Dalam beberapa sesi diskusi, agaknya saya mesti bersyukur diberi kepercayaan mengajarkan kelas rendah. Buat saya, kelas empat adalah sebuah transisi. Proses perubahan pemikiran anak-anak dari yang sebelumnya belajar materi-materi sederhana ke materi-materi yang jauh lebih serius dan rumit. Jam belajarnya pun bertambah. Banyak teman mengeluhkan anak murid mereka yang belum lancar membaca dan mengingat hurf-huruf bahasa Inggris. Jelas, di kelas saya pun masih ada yang belum bisa membaca dan menghapal huruf-huruf dalam Bahasa Inggris. Tapi saya tak mengejar terlampau jauh ke belakang. Bayangkan di kelas 4 dengan materi s...