Langsung ke konten utama

Chikara o Awaseru (Kita Bersama-sama Menggalang Kekuatan)

Jepang dikenal sebagai negara yang berhasil membangun negaranya dalam kurun waktu yang singkat dan menjadi bangsa di benua Asia yang kedudukannya sejajar dengan bangsa-bangsa Barat, terutama Amerika. Ketertinggalan Jepang akibat pelaksanaan sakoku (penutupan negara) ditanggapi dengan cepat. Jepang mulai membangun negaranya yang telah tertinggal dari negara-negara Barat, bahkan negara-negara Asia tetangganya, seperti Cina dan Korea menjadi negara modern. Di bawah pemerintahan Meiji, Jepang dengan slogan fukoku kyohei mulai membangun ketertinggalannya dalam berbagai bidang kehidupan. Peristiwa kedua yang berhubungan dengan pembangunan Jepang terjadi ketika mengalami kekalahan dalam Perang Dunia Kedua, yang berakibat hancurnya perindustrian yang baru dibangun. Namun, dalam kurun waktu yang singkat Jepang berhasil menyamai kedudukannya dalam bidang ekonomi dengan negara-negara Barat dan peristiwa ketiga yaitu Tsunami 2011 yang menimpa kota Miyagi, Fukushima dan Iwate.

Selalu menarik dari masyarakat Jepang yaitu semangat dan kebersamaan mereka dalam hal apapun. Sebagai Salah satu contoh yaitu ketika menyanyikan lagu Hana Wa saku yang dinyanyikan oleh 33 artis dari kota Miyagi, Fukushima dan Iwate. Apakah kalian pernah denger atau lihat video klip lagu yang selalu ditayangkan di Chanel 1 NHK TV Jepang yang judulnya Hana Wa saku? Hana Wa Saku adalah single amal NHK yang dirilis untuk menggalang dana bagi korban gempa dan tsunami Tohoku 2011 lalu di Jepang. Lagu ini diciptakan oleh Yoko Kanno, musisi Jepang yang kota kelahirannya di Sendai, Prefektur Miyagi terkena bencana. Inilah aksi kecil yang dampaknya luar biasa. Lewat nyanyian ini mereka menyampaikan pesan kepada orang-orang yang ditinggalkan oleh orang-orang tercintanya karena Tsunami agar tetap menjalani hidup seperti biasa, tertawa seperti biasa karena masih ada cinta di sekeliling mereka termasuk senyuman dari bunga yang sedang mekar.
Begitu luar biasanya orang-orang Jepang, ketika mereka terkena musibah pun masih selalu memberikan arti semnagat untuk orang-orang di sekelilingnya yang mempunyai nasib yang sama. Seperti cerita di NHK TV, yang ketika itu melihat seorang pemuda berkaca mata membagikan ramen, mie rebus kepada beberapa orang di tempat penampungan korban Tsunami. Oleh wartawan TV ditanya dari kelompok relawan mana. Pemuda itu menjawab, “Bukan, saya bukan Volunteer (relawan). Saya memang penduduk sini dan pekerjaan saya memang menjual ramen. Rumah dan warung saya juga hilang dan tidak ada lagi. Akan tetapi, saya tidak sendirian. Oleh karena itu dalam keadaan sekarang kita bersama-sama melakukan apa yang bisa dilakukan untuk membagun kembali.”

Begitu luar biasanya orang-orang Jepang, ketika mereka terkena musibah pun masih selalu memberikan arti semnagat untuk orang-orang di sekelilingnya yang mempunyai nasib yang sama. Seperti cerita di NHK TV, yang ketika itu melihat seorang pemuda berkaca mata membagikan ramen, mie rebus kepada beberapa orang di tempat penampungan korban Tsunami. Oleh wartawan TV ditanya dari kelompok relawan mana. Pemuda itu menjawab, “Bukan, saya bukan Volunteer (relawan). Saya memang penduduk sini dan pekerjaan saya memang menjual ramen. Rumah dan warung saya juga hilang dan tidak ada lagi. Akan tetapi, saya tidak sendirian. Oleh karena itu dalam keadaan sekarang kita bersama-sama melakukan apa yang bisa dilakukan untuk membagun kembali.”

Pertandingan amal pun di gelar oleh Timnas Jepang untuk menyemangati korban-korban (baca: suadara-saudaranya) yang tekena bencana tsunami. Walaupun saat pertandingan ini hanya bertajuk amal tapi Japan Football Asociation (JFA) sangat serius mempersiapkan segalanya demi kesuksesan kegiatan kemanusiaan. Hal yang membuat special dalam pertandingan amal antara Timnas Jepang melawan pemain-pemain J League saat itu adalah tim Samurai Biru mengenakan kostum dengan pesan di lengannya tertulis, “Gambaroo Nippon! Sakka Famiri No Chikara o Hitotsu Ni” dalam Huruf Hiragana yang artinya kira-kira begini, “Ayolah berusaha terbaik untuk Jepang! Menyatukan kekuatan keluarga sepak bola”. Sedangkan Tim J League mengenakan kostum bertuliskan pesan, “Chikara Hitotsu Ni Team As one” yang kira-kira artinya “Team As One menyatukan kekuatan”. Inilah Jepang, mungkin pertandingan amal ini bukan pada jumlah uang yang berhasil dikumpulkan, tetapi lebih pada rasa setia kawan atau rasa kebersamaan sebagai satu negara/bangsa sehingga ingin berbuat sesuatu. Lihatlah begitu hebatnya orang-orang Jepang. Mereka bersama-sama bersatu dan bangkit dengan cepat membangun semuanya.

Banyak cara yang orang Jepang lakukan untuk membangkitkan semangat saudara-saudaranya. Dengan sepak bola yang adalah bahasa universal untuk menyampaikan pesan pun bisa jadi media mereka untuk menyampaikan atau menyemangatinya. Nah kalo ada pertanyaan, kenapa saya di Piala Dunia 2014 Brazil ini mendukung Jepang? Seperti itu kira-kira jawabannya. Saya suka semangat kebersamaan orang Jepang. Untuk Juara di Piala Dunia ini mungkin Jepang tidak akan bisa. Tapi dengan semangat mereka untuk bangkit yang luar biasa bisa jadi Piala Dunia berikut-berikutnya Jepang bisa jadi tim yang diperhitungkan. Karena Jepang pun dulu menimba ilmu sepak bola pada Indonesia. Tapi, lihatlah Jepang sangat cepat berkembang dan maju malahan sekarang klub-klub Eropa sudah mulai memakai jasa pemain-pemain Jepang.
Semangat tidak sendiri ini lah yang membuat Jepang sangat luar biasa di segala bidang. Ada satu ungkapan yang sudah diajarkan sejak anak TK, SD, sampai dewasa di Jepang, yaitu Chikara o awaseru, yang berarti kita bersama-sama menggalang kekuatan. Kalau sendirian tidak akan bisa, tetapi kalu bersama-sama kita susun kekuatan maka kita akan bisa melakukannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sedikit sejarah Viking-The Jak

oke, sekarang lagi pengen cerita sedikit ttg perseteruan paling heboh di zaman Indonesia modern antara viking-the jak. cerita ini diambil dari beberapa sisi yaitu : 1. pentolan viking tahun 1990an 2. Ayi beutik, panglima viking 3. Ketua the jak ke-3 entah siapa namanya 4. cerita langsung org2 yg hadir di kejadian jadi insyaalloh ga bakal lebay tapi sebelumnya, meskipun udah coba mencakup beberapa pandangan orang, mohon maaf kalau ceritanya masih pro ke viking *da kumaha2 ge aing mah viking, bakal dukung persib terus, dek damai hayu, perang ge jalan*  tapi ulah ateuh ai sampe ka perang mah,heheheehe.... so here's the story... maaf ya, buat org2 jakarta, meskipun dari zaman perserikatan udah saingan terus, cuman militansi suporter waktu itu persib emzng udah dahsyat. Beda sama pendukung persija apalagi waktu liga Indonesia mulai dengan ngegabungin tim2 perserikatan-galatama. Waktu itu pendukung persija belum ada, yg ada pendukung pelita jaya, termasuk Ferr...

LEBAM

Semakin nyaman berada dalam satu lingkungan, semakin enggan untuk beranjak darinya. Rasa dan jiwa menjadi lebam. Nyali berubah ciut dan kecut. Memang gila meninggalkan kenyamanan. Namun lebih gila menerus diam, tapi mengharapkan terjadi sesuatu perubahan.

Stop Mengeluh, Lakukan Perubahan!

Stop mengeluh dan mulai lakukan perubahan - sekecil apapun itu - untuk Indonesia yang lebih baik Banyak dari kita yang sering mengeluh mengenai berbagai permasalahan yang terjadi di Indonesia dan mempengaruhi hidup kita sehari-hari. MACET. BANJIR. KEMISKINAN. KEJAHATAN. KORUPSI dan masih banyak lagi. Twitter dan Facebook jadi sasaran tempat kita mengeluh dan bahkan memaki. Tapi, sudahkah kita bertanya pada diri sendiri perubahan apa yang telah kita lakukan, sekecil apapun, untuk menjadikan negeri ini lebih baik? Perubahan besar dapat dimulai dengan hal yang sederhana. Perubahan besar itu dapat terjadi jika ada perubahan-perubahan kecil - DIMULAI DARI DIRIMU.