Langsung ke konten utama

I'll Love You For a Thousand years more

"..... I have loved for you a thousand years, I'll love you for a thousand years more...."

Pasti kalian tau sebuah penggalan lirik diatas? Yupz, itu lirik dari lagunya Cristina Perri with A Thousand Years. Sebuah soundtrack dari film Breaking Down. Saat ini teman saya memutarkan lagu ini dari laptop yg saya pinjam untum mengetik materi pelajaran untuk saya mengajar hari ini, dan saya langsung suka apalagi mendengar teman saya bercerita tentang isi dari lirik lagu ini. Sepertinya Cristina Perri membawakan lagu ini memiliki makna yang mendalam, apalagi untuk orang-orang yg terwakili hatinya. Terwakili hatinya? Yupz, saya rasa lagu ini sangat tepat mewakili hati saya saat nanti saya bersama murid saya mendengarkan lagu ini disaat perpisahan nanti sambil saya berucap ".... I'll love you for a thousand years more...."

Masa tugas saya bersama ke-sembilan teman saya lainnya akan berakhir sekitar 28 hari lagi atau tepatnya sampai tanggal 31 Oktober 2012. Aroma perpisahan sudah semakin saya rasakan. Saya merasakan kedekatan mereka saat ini, setiap malam ada saja dari mereka yang mengirimkan pesan singkat (baca: sms) kepada saya hanya sekedar say hay atau membicarakan hal yg tidak penting lainnya, semua itu membuat saya semakin berat untuk meninggalkan mereka. Dan seperti lirik lainnya dalam lagu A Thousand Years "one step closer".

"Bapak, tetap ingat kami yah dan sering sering mengunjungi kami".

Masih ingat sekali kata-kata salah satu murid saya itu. Saya hanya bisa menjawab "pasti....". Itu lah yg bisa jawab setiap kali murid-murid mengucapkan kalimat seperti itu. Hanya satu kata itu? Ya, jujur, saya suka terbawa suasana sedih kalo mendengar hal-hal yg berbau perpisahan dgn murid-murid saya ini. Dalam hati saya hanya bisa menjawab "bapak akan ingat kalian dan bapak akan selalu melihat semangat kalian untuk berdiri sendiri".



Saya tidak mau menulis banyak hal tentang ini karena akan menambah kesedihan saya ini. Rasa sedih ini akan saya simpan saat perpisahan nanti bersama mereka. Diketik dari hp Galaxy Mini ketika mendengarkan lagu Cristina Perry "A Thousand Years" yang terus saya putar ulang dan mndalami rasa kedekatan ini bersama mereka. I love all of you my students. I will return.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sedikit sejarah Viking-The Jak

oke, sekarang lagi pengen cerita sedikit ttg perseteruan paling heboh di zaman Indonesia modern antara viking-the jak. cerita ini diambil dari beberapa sisi yaitu : 1. pentolan viking tahun 1990an 2. Ayi beutik, panglima viking 3. Ketua the jak ke-3 entah siapa namanya 4. cerita langsung org2 yg hadir di kejadian jadi insyaalloh ga bakal lebay tapi sebelumnya, meskipun udah coba mencakup beberapa pandangan orang, mohon maaf kalau ceritanya masih pro ke viking *da kumaha2 ge aing mah viking, bakal dukung persib terus, dek damai hayu, perang ge jalan*  tapi ulah ateuh ai sampe ka perang mah,heheheehe.... so here's the story... maaf ya, buat org2 jakarta, meskipun dari zaman perserikatan udah saingan terus, cuman militansi suporter waktu itu persib emzng udah dahsyat. Beda sama pendukung persija apalagi waktu liga Indonesia mulai dengan ngegabungin tim2 perserikatan-galatama. Waktu itu pendukung persija belum ada, yg ada pendukung pelita jaya, termasuk Ferr...

Si Budi Kecil

…Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal… Lirik lagu milik Iwan Fals ini sering sekali terimajinasi oleh saya, dari suara vokal dan gitar yang dibawakan oleh Iwan Fals, atau pun dari suara teman-teman saya ketika bernyanyi bersama, dengan seadanya. Mulanya saya kira lagu ini berjudul ‘Anak Sekecil Itu’, maklum saja saya tak pernah mendengarnya melalui versi lengkap yang dinyanyikan Iwan Fals. Ternyata lagu ini berjudul ‘Sore Tugu Pancoran’. Tiap kali mendengar lagu ini, ada satu perasaan yang hadir menyelimuti hati saya, yaitu tragis. Kenapa? Karena lagu ini berkisah tentang anak kecil bernama Budi yang harus bekerja sebagai penjual koran sore di kawasan Pancoran, kalau tidak salah ini di kawasan Jakarta Selatan. Ia melakukannya demi tetap dapat bersekolah dan mengenyam pendidikan untuk menggapai cita-cita. Ironis sekali Iwan Fals me...

LEBAM

Semakin nyaman berada dalam satu lingkungan, semakin enggan untuk beranjak darinya. Rasa dan jiwa menjadi lebam. Nyali berubah ciut dan kecut. Memang gila meninggalkan kenyamanan. Namun lebih gila menerus diam, tapi mengharapkan terjadi sesuatu perubahan.