Di pagi hari setiap sebelum memulai kegiatan belajar biasanya
semua siswa dan guru melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Aktivitas
seperti ini jarang saya temui di sekolah-sekolah lain, mendengar kalam
ilahi, menenangkan jiwa ku yang sangat butuh sekali ketenangan hati dan
jiwa.
SMP Muhammadiyah 2 Cirebon. Inilah tempat kami mengajar selama kurang lebih 3 bulan terakhir ini. Beruntung kami ditempatkan di sekolah yang berkarakter Islami. Banyak sekali kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah ini, mulai dari mengaji, Murotal, shalat berjam’ah, kultum dan lomba-lomba yang memupuk karakter Islami para siswa seperti lomba adzan, cerdas cermat Islami dan lain-lain.
Sewaktu pertama kali kami mengajar, terlihat siswa-siswa yang curi-curi pandang pada kami. Kadang mereka mencari perhatian dari kami. Salah satunya mereka pasti akan ribut ketika kami mengajar. Entahlah apakah mereka sedang mencari perhatian kami atau apa. Tapi kami selalu berpikir mungkin mereka sedang mencari perhatian dari kami agar mereka dikenal oleh kami. Hmmmmmm……………
Saat itu salah satu memori terbaik kami adalah ketika ikut kemah bakti HW –Hizbul Wathon- atau Pramuka bersama siswa-siswa kelas 7, 8 dan 9 di alam yang sejuk dan nyaman di suatu daerah yang dinamakan Desa Balong Dalem, Kuningan. Saya sudah lupa kapan terakhir kali mengikuti kemah seperti ini apalagi bersama siswa-siswa. Saat itu lah kami merasa dekat dengan mereka. Kami bisa akrab, bisa becanda bahkan mereka bisa curhat kepada kami. Semua keputus asaan kami dalam menghadapi mereka seperti sirna ketika bisa becanda, dekat dengan mereka dan menikmati keakraban dengan mereka.
Untuk kami mendekati mereka dan menghadapi tingkah mereka yang super aktif awalnya sulit namun perlahan ritme tumbuh dan kami terbiasa dengan mereka. sepertinya banyak hal yg rumit menjadi sederhana.
Ini juga salah satu hal yang kami kagumi. Di hari-hari ke depan, kami melihat mereka dengan kegiatan ekstrakulikulernya. Mereka begitu bersemangat. Tidak ada yang memaksa mereka untuk mengikuti kegiatan ini. Mereka bukan hanya senang namun mereka senang sekali untuk berkumpul dan belajar. Sedikit berbeda ketika saya SMP dulu. Saya begitu malas mengikuti kegiatan di luar jam sekolah. Bahkan setelah kegiatan ini selesai mereka masih bertahan di sekolah hanya untuk sharing dengan teman-temannya bukan hanya masalah pribadi, pelajaran pun kadang mereka obrolkan. Memang mempunyai lawan bicara itu saling mencerdaskan. Dan mungkin buat mereka sekolah itu bukan menjadi sebuah beban.
Tempat ini dan orang-orangnya sungguh berbeda. Banyak sisi lain yang bisa kami peroleh dari sekolah ini. Disini lah makna sesungguhnya mengajar.
Kami melihat guru-guru disini berhasil menjadi teladan buat para siswa. Tidak hanya dalam mengajar di kelas tapi misalnya dalam kegiatan ke-agama-an. Seperti setiap sebelum pulang sekolah siswa-siwa selalu shalat berjamah dengan para guru. Sekali lagi saya kagum dengan segala hal di sekolah ini. Dimana siswa akan antusias untuk ekstrakulikuler dan mengikuti kegiatan di luar jam sekolah yang bermanfaat.
Ditempat ini, kami mendapatkan begitu banyak senyuman manis tulus mereka buat kami. Mereka masih mau mencium tangan kami dan mengucapkan salam. Meskipun mereka kadang membuat kami kesal tapi tak jarang juga mereka selalu membuat kami tersenyum. Katika kami begitu lelah dengan aktivitas yang kami jalani seketika hilang saat menjumpai mereka dengan senyuman dan candaan mereka. Bagaimana mereka menyapa kami dengan salamnya. Bahwa anak-anak akan mencintai kita jika kita mau menjadi sahabat buat mereka dengan hati kita.
Jadi, apa yang sudah kami lihat dengan waktu hampir 3 bulan disini? Kami lihat masih ada orang-orang yang mau menjaga agamanya, kami lihat bahwa masih ada anak-anak yang mau mengisi waktu luangnya untuk kegiatan positif ketika teman-temannya sudah asyik dengan gadget, games, dan bersantai di rumah. Kami lihat binar-binar mata yang kelak akan menjadi pemimpin bangsa ini. Kami lihat bahwa untuk meraih masa depan berarti berhenti mengeluh dan mau berusaha.
SMP Muhammadiyah 2 Cirebon. Inilah tempat kami mengajar selama kurang lebih 3 bulan terakhir ini. Beruntung kami ditempatkan di sekolah yang berkarakter Islami. Banyak sekali kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah ini, mulai dari mengaji, Murotal, shalat berjam’ah, kultum dan lomba-lomba yang memupuk karakter Islami para siswa seperti lomba adzan, cerdas cermat Islami dan lain-lain.
Sewaktu pertama kali kami mengajar, terlihat siswa-siswa yang curi-curi pandang pada kami. Kadang mereka mencari perhatian dari kami. Salah satunya mereka pasti akan ribut ketika kami mengajar. Entahlah apakah mereka sedang mencari perhatian kami atau apa. Tapi kami selalu berpikir mungkin mereka sedang mencari perhatian dari kami agar mereka dikenal oleh kami. Hmmmmmm……………
Saat itu salah satu memori terbaik kami adalah ketika ikut kemah bakti HW –Hizbul Wathon- atau Pramuka bersama siswa-siswa kelas 7, 8 dan 9 di alam yang sejuk dan nyaman di suatu daerah yang dinamakan Desa Balong Dalem, Kuningan. Saya sudah lupa kapan terakhir kali mengikuti kemah seperti ini apalagi bersama siswa-siswa. Saat itu lah kami merasa dekat dengan mereka. Kami bisa akrab, bisa becanda bahkan mereka bisa curhat kepada kami. Semua keputus asaan kami dalam menghadapi mereka seperti sirna ketika bisa becanda, dekat dengan mereka dan menikmati keakraban dengan mereka.
Untuk kami mendekati mereka dan menghadapi tingkah mereka yang super aktif awalnya sulit namun perlahan ritme tumbuh dan kami terbiasa dengan mereka. sepertinya banyak hal yg rumit menjadi sederhana.
Ini juga salah satu hal yang kami kagumi. Di hari-hari ke depan, kami melihat mereka dengan kegiatan ekstrakulikulernya. Mereka begitu bersemangat. Tidak ada yang memaksa mereka untuk mengikuti kegiatan ini. Mereka bukan hanya senang namun mereka senang sekali untuk berkumpul dan belajar. Sedikit berbeda ketika saya SMP dulu. Saya begitu malas mengikuti kegiatan di luar jam sekolah. Bahkan setelah kegiatan ini selesai mereka masih bertahan di sekolah hanya untuk sharing dengan teman-temannya bukan hanya masalah pribadi, pelajaran pun kadang mereka obrolkan. Memang mempunyai lawan bicara itu saling mencerdaskan. Dan mungkin buat mereka sekolah itu bukan menjadi sebuah beban.
Tempat ini dan orang-orangnya sungguh berbeda. Banyak sisi lain yang bisa kami peroleh dari sekolah ini. Disini lah makna sesungguhnya mengajar.
Kami melihat guru-guru disini berhasil menjadi teladan buat para siswa. Tidak hanya dalam mengajar di kelas tapi misalnya dalam kegiatan ke-agama-an. Seperti setiap sebelum pulang sekolah siswa-siwa selalu shalat berjamah dengan para guru. Sekali lagi saya kagum dengan segala hal di sekolah ini. Dimana siswa akan antusias untuk ekstrakulikuler dan mengikuti kegiatan di luar jam sekolah yang bermanfaat.
Ditempat ini, kami mendapatkan begitu banyak senyuman manis tulus mereka buat kami. Mereka masih mau mencium tangan kami dan mengucapkan salam. Meskipun mereka kadang membuat kami kesal tapi tak jarang juga mereka selalu membuat kami tersenyum. Katika kami begitu lelah dengan aktivitas yang kami jalani seketika hilang saat menjumpai mereka dengan senyuman dan candaan mereka. Bagaimana mereka menyapa kami dengan salamnya. Bahwa anak-anak akan mencintai kita jika kita mau menjadi sahabat buat mereka dengan hati kita.
Jadi, apa yang sudah kami lihat dengan waktu hampir 3 bulan disini? Kami lihat masih ada orang-orang yang mau menjaga agamanya, kami lihat bahwa masih ada anak-anak yang mau mengisi waktu luangnya untuk kegiatan positif ketika teman-temannya sudah asyik dengan gadget, games, dan bersantai di rumah. Kami lihat binar-binar mata yang kelak akan menjadi pemimpin bangsa ini. Kami lihat bahwa untuk meraih masa depan berarti berhenti mengeluh dan mau berusaha.
Komentar
Posting Komentar