Langsung ke konten utama

Lari Pagi With Future Leaders

Pagi ini adalah pagi yang penuh keceriaan bagi saya dan  beberapa murid-murid saya dan guru mereka. Selama ini saya melakukan lari pagi sendirian, kalaupun tidak sendirian paling bareng teman, itupun kalo ada yang ngajak  tapi pagi ini saya bersama murid-murid saya meskipun tidak jauh jarak yang di tempuh tapi cukuplah buat membuka semangat baru di pagi ini. Awalnya beberapa anak dan guru mereka sudah berkumpul di depan rumah saya dan mereka mengajak lari pagi bersama, karena saya baru tidur setelah semalam begadang nonton bola saya pun menyuruh mereka untuk berlari duluan.
Pada awalnya para guru mengajak murid-murid untuk lari pagi di hari minggu dan mereka menempuh jarak dekat-dekat saja, tiga sampai lima km tergantung jarak rumah mereka. Tetapi hari ini, kami berjanji untuk bangun pagi-pagi sekali dan lari pagi dari Desa Lojikobong sampai  ke Desa Kodasari yang jalannya sekitar 3 km dari rumah saya, bolak-balik berarti sekitar 6km.
Saya mulai berangkat pukul setengah enaman untuk menyusul mereka yang terlebih dahulu berangkat. Kami pun bertemu di pertengahan jalan anatara Lojikobong-Leuwenghapit, lucunya seperti adegan dalam film Forrest Gump, ketika bertemu dengan saya murid-murid berputar balik mengikuti saya dan pengikut saya semakin banyak, ada beberapa murid laki-laki yang mengikuti saya ikut berlari dengan semangat. Tidak ada sekalipun kegentaran di wajahnya mendengar bahwa kita akan berlari bolak-balik. Sepanjang perjalanan saya bercengkrama dengan murid-murid saya.

“Pak kalau pemain Timnas (sepak bola) larinya harus bolak-balik yah?” tanya salah seorang dari mereka

“Iya” Jawab saya

“Duh... kayanya cape ya pak jadi pemain Timnas?”

“Kok cape? Kan capenya mereka untuk membela negara tercinta” jawab saya lagi sampai tersenyum

“kasihan mereka pak (pemain Timnas), kami lari dari Lojikobong-Kodasari satu balikan saja sudah capek. Ga tiap hari lagi kami lari. Bapak kalo lari bolak-balik?"
saya kembali tersenyum dengan pertanyaan mereka. Segalanya menjadi motivasi saya untuk mengobarkan semangat mereka agar cita-cita mereka bermain di Timnas semakin tinggi.

“Iya, tapi Bapak juga jarang berlari seprti ini tapi biasanya kalo Bapak berlari ya nyoba buat bolak-balik biar staminanya kuat seperti para pemain Timnas” jawab saya

“Pak, saya mau deh lari bolak-balik biar kuat seperti pemain Timnas dan biar bisa masuk Timnas untuk membela negara.” Ujarnya lagi.

Saya mengerti dan saya senang mereka bersemangat bahkan merasa bangga dengan cita-cita mereka ingin membela negara lewat sepak bola.

“Pak, bisa tidak kami bersaing dengan orang-orang di kota agar bisa masuk Timnas?” tanya mereka lagi

“Kenapa? Kalian bener-bener mau masuk Timnas?”

“Pasti dong Pak, saya ingin membawa Indonesia juara piala dunia Pak.”

“Wah... hebat. Kalian pasti bisa masuk Timnas kalau mau berlatih dengan semangat dan lebih keras lagi. Kalau kalian masuk Timnas, di sana kalian bisa berjuang untuk negara tercinta kita ini bahkan kalian bisa keliling dunia.”

Mereka tertegun sejenak mendengar penuturan saya, seraya kami melewati sawah-sawah. Matahari sudah semakin naik sedangkan saya lihat mereka masih bersemangat lari untuk bolak-balik. Sesekali saya memberi komando kepada mereka untuk berjalan satu baris jika ada motor atau mobil yang melintas. Mereka yang tadinya tersebar di sepanjang jalan secara acak.
Kembali ke perjalanan saya, bolak-balik 2 kali berputar tanpa berhenti.  Saya mengajak mereka pulang dan bergegas untuk les nanti jam 8 pagi. Walau begitu lelahnya mereka masih berharap minggu depan kami melakukan kegiatan ini lagi.
Saya percaya mungkin salah satu dari murid saya di masa depan bisa menjadi atlet yang mengharumkan nama Indonesia ( Aaamiin.. )yang jelas saya akan senantiasa mendorong dan memotivasi mereka untuk melakukan beragam kegiatan yang membangun dan memaksimalkan potensi mereka mengingat kekuatan mereka yang luar biasa, kecerdasan mereka, dan terutama semangat mereka.
Pengalaman berlari bersama mereka terutama ketika tertimpa panas terik matahari di sepanjang hamparan sawah, di mana fatamorgana dan tingkah laku buas manusia mulai muncul membawa kedekatan tertentu di antara saya dan murid-murid yang mungkin tidak bisa di rasakan semua guru. Saya bersyukur atas hal itu. Saya akan terus berlari bersama mereka dan saya benar-benar berharap saya dapat memotivasi mereka untuk berlari lebih jauh lagi dalam jalan panjang kehidupan. Mencapai yang terbaik dalam segala yang mereka lakukan.

SEMANGAT.........!!!!!!!!!!!!!!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Budi Kecil

…Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal… Lirik lagu milik Iwan Fals ini sering sekali terimajinasi oleh saya, dari suara vokal dan gitar yang dibawakan oleh Iwan Fals, atau pun dari suara teman-teman saya ketika bernyanyi bersama, dengan seadanya. Mulanya saya kira lagu ini berjudul ‘Anak Sekecil Itu’, maklum saja saya tak pernah mendengarnya melalui versi lengkap yang dinyanyikan Iwan Fals. Ternyata lagu ini berjudul ‘Sore Tugu Pancoran’. Tiap kali mendengar lagu ini, ada satu perasaan yang hadir menyelimuti hati saya, yaitu tragis. Kenapa? Karena lagu ini berkisah tentang anak kecil bernama Budi yang harus bekerja sebagai penjual koran sore di kawasan Pancoran, kalau tidak salah ini di kawasan Jakarta Selatan. Ia melakukannya demi tetap dapat bersekolah dan mengenyam pendidikan untuk menggapai cita-cita. Ironis sekali Iwan Fals me...

Stop Mengeluh, Lakukan Perubahan!

Stop mengeluh dan mulai lakukan perubahan - sekecil apapun itu - untuk Indonesia yang lebih baik Banyak dari kita yang sering mengeluh mengenai berbagai permasalahan yang terjadi di Indonesia dan mempengaruhi hidup kita sehari-hari. MACET. BANJIR. KEMISKINAN. KEJAHATAN. KORUPSI dan masih banyak lagi. Twitter dan Facebook jadi sasaran tempat kita mengeluh dan bahkan memaki. Tapi, sudahkah kita bertanya pada diri sendiri perubahan apa yang telah kita lakukan, sekecil apapun, untuk menjadikan negeri ini lebih baik? Perubahan besar dapat dimulai dengan hal yang sederhana. Perubahan besar itu dapat terjadi jika ada perubahan-perubahan kecil - DIMULAI DARI DIRIMU.

Sebuah Satir dan Harapan untuk Masa Depan

Kasihku,aku masih disini Di negeri berjuta impian Negeri selembut awan Negeri yang manis Luhur, tulus, dan penuh suka cita Negeri dimana aku leluasa merindukanmu Setiap nafas, setiap detik, setiap waktu Kasihku, negeri ini begitu indah, makmur dan subur Seperti ladang permata Penduduknya ramah Sopan dan suka tolong menolong Mereka begitu terbuka Semua membuatku senang dan bahagia Kasihku, negeri ini aman sentosa Siapapun pasti akan merasa nyaman tinggal disini Seperti duduk di sofa Kasihku, di negeriku rumah-rumah tersusun rapih Anak-anak berangkat ke sekolah Orang tua pergi bekerja mencari nafkah yang halal Semua hidup sehat, semua hidup rukun dan harmonis Kasihku aku baru saja terbangun Rupanya aku bermimpi Aku takut, ternyata Disini masih gelap Kasihku, mungkin selama ini aku terlalu jauh darimu Melupakan pesan-pesan dalam suratmu terdahulu Kasihku, ku tahu Jalan ini panjang dan melelahkan Tapi... Pasti ini jalan kemenangan Diujung jalan ini Ku ...