Langsung ke konten utama

Saya Belajar, Maka Saya Ada

Ada kondisi dimana kita dicintai murid-murid, tapi ada kondisi dimana kita dibenci oleh murid-murid kita. Valuenya adalah keyakinan kita kalau kita sudah memberikan yang terbaik sampai batas kemampuan kita. Dan value lagi, bukan value lain, tapi ini primary, ketulusan yang baru dapat dirasakan di saat terakhir.

Ada guru yg tidak melulu ikuti permintaan murid. Ada pula guru yang selalu memberikan kejutan2 menyenangkan untuk murid. Ada juga guru yang cara mengajarnya tidak biasa diterima bahkan tidak bisa diterima oleh para murid. Saya, termasuk guru yang tidak baik. Saya masih mencuri waktu gugling saat murid bertanya dan saya tidak tahu jawabannya. Antropotomi, apa itu?
Tapi saya sembunyikan dan tampil seolah-olah saya tahu. Saya bercerita tentang negara-negara di benua lain, tapi saya tidak pernah kesana. Murid bertanya, kapan bapak kesana? Saya hanya menggidikkan bahu dan bilang, ayo kesana ramai-ramai!

Seorang murid merengek sampai hampir nangis karena tidak bisa mengerjakan soal B.Inggris lalu ngambek dan pergi keluar kelas. Saya berdiri mematung di dekat bangkunya dengan pandangan seisi kelas tertuju pada saya.

Ada anak kelas 3 yang sangat cerewet dan selalu menagih saya membuat kuis (cerdas-cermat), tapi saya terlalu sibuk dengan urusan pedagogis kelas tinggi. Padahal saya punya beberapa pertanyaan-pertanyaan untuk di sampaikan. Ada lagi yang ingin sekali belajar menggunakan leptop sampai terkesan memaksa. Tapi saya tarik ulur keinginannya sebab saya tidak ingin membuat iri teman2nya yang lain.
See? What else?
Yeaah... Saya tahu, ada banyak kesalahan yang saya lakukan. Disebabkan saya yang kurang peka, saya yang kurang persiapan, saya yang kebingungan karena plin-plan. Sampai-sampai saya sudah tidak peduli lagi apakah mereka masih mencintai saya? Pada akhirnya mereka akan tahu dan belajar bahwa saya seperti guru pada umumnya. Bedanya, saya sering memaksakan kehendak saya pada mereka bahwa nilai bukan prioritas pada pelajaran saya. Tapi sikap yang baik dan bertanggung jawab selalu memiliki poin lebih.

Akhirnya, mereka sering bergumam kecewa saat saya menolak memberikan nilai pada beberapa tugas mereka dgn alasan masih banyak yg salah. Beda yang lain, saya selalu menahan diri dan menghamba kesabaran untuk tidak menghardik apalagi memukul mereka.

Yupz! Saya memang seorang guru, bukan malaikat yg bisa menyelamatkan hidup mereka seratus persen dari kesulitan. Dan keseharian yg saya jalani adalah kehidupan seorang guru, bukan orang suci.
Manusia,lebih-kurang dan keseimbangannya. Itu sebabnya saya belajar. Saya belajar, maka saya ada.

SELAMAT BERLIBUR MURID-MURIDKU DAN SELAMAT MERAIH CITA-CITA DI SMP UNTUK ANAK-ANAK KELAS 6.....

YOU'RE MY INSPIRATION..............

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sedikit sejarah Viking-The Jak

oke, sekarang lagi pengen cerita sedikit ttg perseteruan paling heboh di zaman Indonesia modern antara viking-the jak. cerita ini diambil dari beberapa sisi yaitu : 1. pentolan viking tahun 1990an 2. Ayi beutik, panglima viking 3. Ketua the jak ke-3 entah siapa namanya 4. cerita langsung org2 yg hadir di kejadian jadi insyaalloh ga bakal lebay tapi sebelumnya, meskipun udah coba mencakup beberapa pandangan orang, mohon maaf kalau ceritanya masih pro ke viking *da kumaha2 ge aing mah viking, bakal dukung persib terus, dek damai hayu, perang ge jalan*  tapi ulah ateuh ai sampe ka perang mah,heheheehe.... so here's the story... maaf ya, buat org2 jakarta, meskipun dari zaman perserikatan udah saingan terus, cuman militansi suporter waktu itu persib emzng udah dahsyat. Beda sama pendukung persija apalagi waktu liga Indonesia mulai dengan ngegabungin tim2 perserikatan-galatama. Waktu itu pendukung persija belum ada, yg ada pendukung pelita jaya, termasuk Ferr...

LEBAM

Semakin nyaman berada dalam satu lingkungan, semakin enggan untuk beranjak darinya. Rasa dan jiwa menjadi lebam. Nyali berubah ciut dan kecut. Memang gila meninggalkan kenyamanan. Namun lebih gila menerus diam, tapi mengharapkan terjadi sesuatu perubahan.

Stop Mengeluh, Lakukan Perubahan!

Stop mengeluh dan mulai lakukan perubahan - sekecil apapun itu - untuk Indonesia yang lebih baik Banyak dari kita yang sering mengeluh mengenai berbagai permasalahan yang terjadi di Indonesia dan mempengaruhi hidup kita sehari-hari. MACET. BANJIR. KEMISKINAN. KEJAHATAN. KORUPSI dan masih banyak lagi. Twitter dan Facebook jadi sasaran tempat kita mengeluh dan bahkan memaki. Tapi, sudahkah kita bertanya pada diri sendiri perubahan apa yang telah kita lakukan, sekecil apapun, untuk menjadikan negeri ini lebih baik? Perubahan besar dapat dimulai dengan hal yang sederhana. Perubahan besar itu dapat terjadi jika ada perubahan-perubahan kecil - DIMULAI DARI DIRIMU.