suatu malam nanti, saat kita tak mampu mendamaikan benturan antara idealita mimpi dengan kenyataan yang menghendakimu mundur, menyerah, dan kalah.
bersucilah dengan sebasuh wudhu lalu dirikanlah beberapa rakaat shalat.
sudah itu ingatlah lagi,
segala kalah, luka, tangis,dan kesendirian
yang dulu menghampiri dalam bentuk yang tak kita kenal.
namun dalam jarak waktu yang tak begitu lama,
kita paham, bahwa kita hanya sedang menelusuri suatu proses.
siapapun boleh menertawakan kegagalan kita. meragukan cita kita. dan melihat kecil apa yang kita pandang besar.
biarlah siapapun mengobral sebagian atau seluruh keterbatasan kita.
tapi biarlah pula,
siapapun harus diam dan menunduk malu
melihat sekelebat cinta yang keluar bersamaan dengan butir keringat kerja kerja nyata.
kerja kerja keras.
kita.
bersucilah dengan sebasuh wudhu lalu dirikanlah beberapa rakaat shalat.
sudah itu ingatlah lagi,
segala kalah, luka, tangis,dan kesendirian
yang dulu menghampiri dalam bentuk yang tak kita kenal.
namun dalam jarak waktu yang tak begitu lama,
kita paham, bahwa kita hanya sedang menelusuri suatu proses.
siapapun boleh menertawakan kegagalan kita. meragukan cita kita. dan melihat kecil apa yang kita pandang besar.
biarlah siapapun mengobral sebagian atau seluruh keterbatasan kita.
tapi biarlah pula,
siapapun harus diam dan menunduk malu
melihat sekelebat cinta yang keluar bersamaan dengan butir keringat kerja kerja nyata.
kerja kerja keras.
kita.
Komentar
Posting Komentar