Langsung ke konten utama

Ayahku Tengah Sakit :(

Ya Allah….jika aku boleh meminta,ijinkan aku membuatnya bahagia
Jika aku boleh meminta,ijinkan aku membuatnya bangga
Jika aku boleh meminta,ijinkan aku bisa terus melukis senyum diwajahnya
Jika aku boleh meminta,ijinkan aku bisa trus melihat dia tertawa
Ijinkan inginku ya Allah….



Pinta itu terus ku ikrarkan dalam hati. Kala memandang wajahnya, saat bicara dengannya, pun ketika tak sedang bersamanya. Namun saat ini, dia, yang begitu ku sayang, begitu ku cinta, begitu ku hormati, begitu ku puja, begitu ingin kubuat bahagia dan bangga sedang tak berdaya. Ya, bapakku sedang sakit. Bukan sakit yang tiba-tiba sebenarnya, karena sejak setahun yang lalu bapak sudah merasakan sakit di pinggangnya. Namun bukan bapak saya namanya yang walaupun sedang sakit tetap beraktifitas seperti biasa. Sebenarnya dulu pernah operasi pengangkatan batu ginjal, waktu itu masih berupa butiran kecil. Setelah melewati satu tahun pasca operasi, pagi dini hari tadi terasa lagi sakitnya.Saya tak tega melihatnya menahan sakit seperti ini. Ya Allah lindungilah bapakku ini, berilah kekuatan dalam sakitnya ini.

Bapak memang orang tua yang luar biasa, sesakit apapun beliau tetap bekerja untuk membiayai segala hidup kami ini tapi kini beliau tergoletak tak berdaya menahan sakitnya. Saya yakin bapak adalah bapak yang hebat yang bisa melalui rintangan hidup dengan lancar. Anakmu ini akan selalu mendoakan keselamatanmu,pak.

Blessing us, God. Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Budi Kecil

…Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal… Lirik lagu milik Iwan Fals ini sering sekali terimajinasi oleh saya, dari suara vokal dan gitar yang dibawakan oleh Iwan Fals, atau pun dari suara teman-teman saya ketika bernyanyi bersama, dengan seadanya. Mulanya saya kira lagu ini berjudul ‘Anak Sekecil Itu’, maklum saja saya tak pernah mendengarnya melalui versi lengkap yang dinyanyikan Iwan Fals. Ternyata lagu ini berjudul ‘Sore Tugu Pancoran’. Tiap kali mendengar lagu ini, ada satu perasaan yang hadir menyelimuti hati saya, yaitu tragis. Kenapa? Karena lagu ini berkisah tentang anak kecil bernama Budi yang harus bekerja sebagai penjual koran sore di kawasan Pancoran, kalau tidak salah ini di kawasan Jakarta Selatan. Ia melakukannya demi tetap dapat bersekolah dan mengenyam pendidikan untuk menggapai cita-cita. Ironis sekali Iwan Fals me...

Stop Mengeluh, Lakukan Perubahan!

Stop mengeluh dan mulai lakukan perubahan - sekecil apapun itu - untuk Indonesia yang lebih baik Banyak dari kita yang sering mengeluh mengenai berbagai permasalahan yang terjadi di Indonesia dan mempengaruhi hidup kita sehari-hari. MACET. BANJIR. KEMISKINAN. KEJAHATAN. KORUPSI dan masih banyak lagi. Twitter dan Facebook jadi sasaran tempat kita mengeluh dan bahkan memaki. Tapi, sudahkah kita bertanya pada diri sendiri perubahan apa yang telah kita lakukan, sekecil apapun, untuk menjadikan negeri ini lebih baik? Perubahan besar dapat dimulai dengan hal yang sederhana. Perubahan besar itu dapat terjadi jika ada perubahan-perubahan kecil - DIMULAI DARI DIRIMU.

Ke-Indonesia-an

Filsuf Jerman, Immanuel Kant (1724-1804), pernah mengingatkan, jika dalam suatu masyarakat majemuk masing-masing kelompok mengklaim kebenaran absolut agama, moralitas, atau kulturnya, yang terjadi adalah konflik. Ditambah ketidakmampuan (ataukah ketidakmauan?) pemimpin menegakkan hukum, maka yang muncul adalah kerusuhan di Ambon, Poso, dan Tuban, pascareformasi. Eforia reformasi dengan ingar bingar demokratisasi, desentralisasi, dan de-korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN)-isasi ternyata di sisi lain mengabaikan identitas politik, ideologi, dan budaya Indonesia. Yang muncul adalah konflik komunal dan bangkitnya ”massa” sebagai kekuatan represif— menggantikan keotoriteran Orde Baru—yang melahirkan kerusuhan dan kekerasan dengan jubah agama. Tidak jujur Semua barangkali berpangkal dari ketidakjujuran mengurus bangsa. Kesadaran sebagai bangsa Indonesia memang baru mencuat pada awal 1920-an, berkat jasa politik kultural yang teramat besar dari Perhimpunan Indone...