Langsung ke konten utama

Sebuah Satir dan Harapan untuk Masa Depan

Kasihku,aku masih disini
Di negeri berjuta impian
Negeri selembut awan
Negeri yang manis
Luhur, tulus, dan penuh suka cita
Negeri dimana aku leluasa merindukanmu
Setiap nafas, setiap detik, setiap waktu

Kasihku, negeri ini begitu indah, makmur dan subur
Seperti ladang permata
Penduduknya ramah
Sopan dan suka tolong menolong

Mereka begitu terbuka
Semua membuatku senang dan bahagia

Kasihku, negeri ini aman sentosa
Siapapun pasti akan merasa nyaman tinggal disini
Seperti duduk di sofa

Kasihku, di negeriku rumah-rumah tersusun rapih
Anak-anak berangkat ke sekolah
Orang tua pergi bekerja mencari nafkah yang halal
Semua hidup sehat, semua hidup rukun dan harmonis

Kasihku aku baru saja terbangun
Rupanya aku bermimpi
Aku takut, ternyata
Disini masih gelap

Kasihku, mungkin selama ini aku terlalu jauh darimu
Melupakan pesan-pesan dalam suratmu terdahulu

Kasihku, ku tahu
Jalan ini panjang dan melelahkan
Tapi...
Pasti ini jalan kemenangan
Diujung jalan ini
Ku yakin...



Ada cahaya yang terang benderang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sedikit sejarah Viking-The Jak

oke, sekarang lagi pengen cerita sedikit ttg perseteruan paling heboh di zaman Indonesia modern antara viking-the jak. cerita ini diambil dari beberapa sisi yaitu : 1. pentolan viking tahun 1990an 2. Ayi beutik, panglima viking 3. Ketua the jak ke-3 entah siapa namanya 4. cerita langsung org2 yg hadir di kejadian jadi insyaalloh ga bakal lebay tapi sebelumnya, meskipun udah coba mencakup beberapa pandangan orang, mohon maaf kalau ceritanya masih pro ke viking *da kumaha2 ge aing mah viking, bakal dukung persib terus, dek damai hayu, perang ge jalan*  tapi ulah ateuh ai sampe ka perang mah,heheheehe.... so here's the story... maaf ya, buat org2 jakarta, meskipun dari zaman perserikatan udah saingan terus, cuman militansi suporter waktu itu persib emzng udah dahsyat. Beda sama pendukung persija apalagi waktu liga Indonesia mulai dengan ngegabungin tim2 perserikatan-galatama. Waktu itu pendukung persija belum ada, yg ada pendukung pelita jaya, termasuk Ferr...

Si Budi Kecil

…Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal… Lirik lagu milik Iwan Fals ini sering sekali terimajinasi oleh saya, dari suara vokal dan gitar yang dibawakan oleh Iwan Fals, atau pun dari suara teman-teman saya ketika bernyanyi bersama, dengan seadanya. Mulanya saya kira lagu ini berjudul ‘Anak Sekecil Itu’, maklum saja saya tak pernah mendengarnya melalui versi lengkap yang dinyanyikan Iwan Fals. Ternyata lagu ini berjudul ‘Sore Tugu Pancoran’. Tiap kali mendengar lagu ini, ada satu perasaan yang hadir menyelimuti hati saya, yaitu tragis. Kenapa? Karena lagu ini berkisah tentang anak kecil bernama Budi yang harus bekerja sebagai penjual koran sore di kawasan Pancoran, kalau tidak salah ini di kawasan Jakarta Selatan. Ia melakukannya demi tetap dapat bersekolah dan mengenyam pendidikan untuk menggapai cita-cita. Ironis sekali Iwan Fals me...

LEBAM

Semakin nyaman berada dalam satu lingkungan, semakin enggan untuk beranjak darinya. Rasa dan jiwa menjadi lebam. Nyali berubah ciut dan kecut. Memang gila meninggalkan kenyamanan. Namun lebih gila menerus diam, tapi mengharapkan terjadi sesuatu perubahan.